Friday, August 13, 2010

Ejekan Bisa Menyebabkan Penyakit Serius

Ejekan Bisa Menyebabkan Penyakit Serius

Merry Wahyuningsih - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
California, Ejekan, penghinaan atau cercaan yang merupakan bentuk dari penolakan sosial, tak hanya bisa menyebabkan luka secara emosional. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penolakan sosial juga menyebabkan sakit serius pada tubuh.

Tak sedikit orang yang mengalami penolakan sosial dalam wujud ejekan dan hinaan merasakan 'sakit hati' secara emosional. Tapi tanpa disadari, ejekan tersebut juga berdampak buruk pada tubuh dan dapat menyebabkan sakit yang serius.

Apa yang terjadi ketika orang terus-terusan diejek?

Ketika mengalami penolakan sosial atau pengejekan, tubuh menunjukkan adanya reaksi aktivitas di dua wilayah otaknya, yaitu korteks orsal anterior cingulated dan anterior insula, yang diamati dengan menggunakan fungsional Magnetic Resonance Imaging (fMRI).

Kedua wilayah otak ini memainkan peran dalam fungsi otonom, seperti tekanan darah, mengatur denyut jantung serta fungsi kognitif rasional, seperti antisipasi, pengambilan keputusan, empati dan emosi.

Peningkatan aktivitas pada bagian otak ini dapat menyebabkan inflamasi (peradangan) meningkat dalam tubuh. Tingkat peradangan kronis yang tinggi bisa menyebabkan asma, penyakit kardiovaskular dan bahkan depresi.

"Hasil ini membuat kita benar-benar memahami bagaimana hubungan antara kesehatan pikiran dan tubuh," ujar George Slavich, peneliti dari University of California, Los Angeles (UCLA), seperti dilansir dari Livescience, Jumat (13/8/2010).

Menurut Slavich, sensitivitas saraf terhadap penolakan sosial dalam kehidupan sehari-hari, dapat meningkatkan peradangan dalam beberapa hari atau minggu.

Temuan ini menjelaskan mengapa beberapa orang sangat peka terhadap kondisi peradangan, yang ditandai dengan depresi.

Kata stres dan depresi begitu sering didengar dalam kehidupan sehari-hari, tetapi banyak orang hanya berasumsi bahwa stres yang secara langsung dapat menyebabkan depresi.

"Tapi ini adalah pertanyaan yang sangat kompleks. Stres terjadi di luar tubuh, tetapi dapat menyebabkan banyak perubahan di bagian dalam tubuh. Inilah yang memicu terjadi penyakit-penyakit yang lebih serius," tambah Slavich.


No comments:

Post a Comment

Anda punya tanggapan mengenai artikel ini?
Silakan isi komentar untuk berbagi ilmu disini :

Search !!!

-- Silakan Masukan Kata --

Rubah Bahasa

English French German Spain Italian

Dutch Portuguese Japanese Arabic Chinese Simplified

Adsense

Blog Archive

Komentar Terbaru!